Di Indonesia, hipertensi adalah “biang kerok” terbesar untuk penyakit kardiovaskular—mulai dari penyakit jantung koroner sampai stroke. Banyak orang tidak merasa apa-apa, padahal tekanannya tinggi (“silent”). Akhirnya ketahuan saat donor darah, MCU, atau sudah terjadi komplikasi. Deteksi dini + gaya hidup + obat yang tepat bisa menurunkan risiko jauh, dan kualitas hidup tetap prima. Data global WHO juga menekankan faktor risiko yang bisa diubah: konsumsi garam/lemak jenuh berlebihan, kurang gerak, tembakau/alkohol, dan berat badan berlebih. World Health Organization

Definisi & target tekanan darah (TD) — biar sepakat dari awal
Untuk orang dewasa, hipertensi ditegakkan bila TD klinik ≥140/90 mmHg (ukur dalam posisi duduk/istirahat, manset sesuai ukuran lengan). Target umum terapi adalah <140/90 mmHg; pada komorbid berisiko tinggi (misal penyakit jantung koroner/diabetes), target bisa lebih ketat sesuai penilaian risiko individual. Rujukan terkini dari ESC 2024 dan NICE NG136 juga merekomendasikan konfirmasi diagnosis memakai ABPM (ambulatory blood pressure monitoring) atau HBPM (home BP monitoring) saat perlu. Cardio Aragón+2NICE+2
Catatan “white coat”: Kalau di klinik tinggi tapi di rumah normal, curigai white-coat hypertension. ABPM 24 jam adalah standar emas konfirmasi. NICE+1
“Dok, apa cukup sekali ukur?”
Tidak. Diagnosis hipertensi tidak boleh dari satu kali ukur. Ulangi pengukuran pada kunjungan berbeda, atau gunakan HBPM/ABPM. Ini menghindari salah diagnosis akibat cemas/aktivitas. NICE menegaskan ABPM sebagai metode konfirmasi terbaik bila TD klinik tinggi. NICE
Lifestyle itu fondasi: garam, micin, lemak jenuh, dan langkah harian
-
Garam & micin (MSG): Garam dapur 1 sdt ≈ 5 g (±2 g natrium) per orang sehat sudah cukup. Pada hipertensi, kurangi setengah–sepertiga jatah harian. Micin tetap natrium juga—bukan “jalan pintas” bebas efek. Meta-analisis RCT menunjukkan pengurangan natrium menurunkan TD secara bermakna; intervensi populasi juga efektif. BMJ+2Cochrane+2
-
Ultra-processed & “asin tersembunyi”: Nugget, sosis, mi instan, snack, kecap—semuanya kaya natrium. Baca label, masak sendiri saat bisa. World Health Organization
-
Lemak jenuh & kolesterol: Kurangi gorengan dengan minyak berulang-ulang pakai; pilih metode panggang/rebus/tumis cepat. Ini bantu elastisitas pembuluh darah dan kontrol lipid (faktor risiko teman dekat hipertensi). World Health Organization
-
Aktivitas fisik: Minimal jalan cepat rutin (8.000–10.000 langkah/hari sebagai patokan populer) atau 150 menit/minggu aerobik intensitas sedang. Kalau sistolik ≥160 mmHg, turunkan dulu TD dengan obat lalu mulai aktivitas bertahap/terstruktur. Cardio Aragón
Olahraga buat pasien hipertensi: aman asal tak “ugal-ugalan”
Saat mulai olahraga, TD memang naik sementara, tapi turun dalam jangka panjang bila dilakukan teratur. Prinsipnya: pemanasan, intensitas bertahap, pantau gejala (pusing/nyeri dada), dan jangan memulai program berat bila TD masih sangat tinggi; diskusikan program dengan dokter Anda. Cardio Aragón
Obat antihipertensi: bukan vonis “seumur hidup”, tapi kontrol seumur hidup
Kita tidak men-judge pasien dengan kalimat “obat seumur hidup.” Goal-nya kontrol seumur hidup: kalau lifestyle-nya konsisten membaik, dosis/jenis obat bisa diturunkan secara bertahap—tentu di bawah supervisi dokter. Kelas obat yang sering dipakai:
-
ACEI (contoh: ramipril) & ARB (valsartan, candesartan): efektif, ARB menghindari batuk akibat ACEI.
-
CCB (amlodipin): vasodilatasi arteri, efek samping bisa bengkak kaki—kerap dikombinasi.
-
Diuretik tiazid (hidroklorotiazid, indapamid): efektif terutama pada usia lanjut; jangan diminum malam.
-
Beta-blocker dan agen lain sesuai indikasi komorbid.
Panduan ESC 2024/NICE menyarankan obat kerja 24 jam dan titrasi/kombo untuk mencapai target harian penuh. Jangan stop mendadak (rebound). Cardio Aragón+1
Hipertensi, jantung, otak, dan ginjal: hubungan segitiga yang serius
-
Jantung: TD tinggi kronis merusak endotel, memicu aterosklerosis, PJK (nyeri dada hingga kematian mendadak), dan gagal jantung (termasuk gangguan relaksasi/diastolik). Cardio Aragón
-
Otak: Komplikasi paling ditakuti adalah stroke—iskemik (sumbatan) maupun hemoragik (pecah pembuluh). Kontrol TD = pencegahan primer terbaik. Cardio Aragón
-
Ginjal: Hubungan dua arah—hipertensi merusak glomerulus (nefron), dan penurunan fungsi ginjal membuat TD makin sulit terkontrol (retensi garam/air, aktivasi RAAS). KDIGO dan tinjauan ilmiah terkini menegaskan pentingnya target yang lebih ketat pada CKD terpilih. Kidney International+2SpringerLink+2
“Dok, kopi gimana? Boleh nggak?”
Kopi hitam tanpa gula 1–2 cangkir/hari umumnya aman bagi kebanyakan orang dan tidak meningkatkan risiko hipertensi; beberapa analisis besar bahkan melihat asosiasi netral/baik untuk kejadian kardiovaskular tertentu—tentu bukan dipaketkan dengan rokok dan hindari bila ada GERD/maag sensitif. Sesuaikan toleransi individual. Oxford Academic+1














