Tekanan darah tinggi (hipertensi) sering dianggap penyakit “biasa” karena banyak orang tidak merasakan gejalanya. Padahal, menurut Dr. Raymond Townsend, pakar nefrologi dan hipertensi dari University of Pennsylvania, hipertensi adalah salah satu pembunuh terbesar di dunia, dan sebagian besar penderita bahkan tidak tahu bahwa mereka mengalaminya.

Dalam wawancaranya, Dr. Townsend menekankan bahwa memahami penyebab, risiko, dan cara mengatasinya secara tepat dapat menyelamatkan nyawa. Artikel ini akan mengulas secara ringan tapi dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi di tubuh saat tekanan darah naik, mengapa dokter tidak selalu menjelaskan semuanya, dan apa yang bisa kamu lakukan sekarang juga untuk menjaga kesehatan jantung dan ginjalmu.
Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?
Tekanan darah tinggi terjadi ketika jantung memompa darah dengan kekuatan lebih besar dari normal ke seluruh tubuh. Angka normalnya adalah sekitar 115/75 mmHg, sedangkan batas hipertensi menurut American Heart Association (AHA) adalah 130/80 mmHg ke atas.
Artinya, jika tekanan darahmu terus berada di atas angka itu, dinding pembuluh darahmu akan bekerja lebih keras, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, dan ginjal.
Mengapa Hipertensi Berbahaya?
Dr. Townsend menjelaskan, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan empat komplikasi besar:
-
Gagal jantung – jantung kelelahan memompa darah hingga akhirnya melemah.
-
Stroke – pembuluh darah di otak pecah karena tekanan berlebih.
-
Penyakit ginjal – tekanan tinggi merusak filter halus di ginjal.
-
Penyakit arteri koroner – penyempitan pembuluh darah jantung akibat kolesterol dan tekanan tinggi.
Lebih menakutkan lagi, kerusakan ini bisa terjadi bertahun-tahun tanpa gejala. Karena itu, jika kamu menunggu sampai ada tanda-tanda seperti pusing, sesak napas, atau nyeri dada, kamu sudah terlambat.
Faktor Penyebab Tekanan Darah Tinggi
Menurut penelitian dan pengalaman klinis Dr. Townsend selama lebih dari 40 tahun, penyebab hipertensi dibagi menjadi dua kategori: yang bisa diubah (modifiable) dan yang tidak bisa diubah (non-modifiable).
1. Faktor yang Tidak Bisa Diubah
-
Usia – setelah usia 55 tahun, elastisitas pembuluh darah menurun karena jaringan elastin digantikan kolagen, sehingga arteri menjadi kaku.
-
Genetik – sekitar 30–40% kasus hipertensi berhubungan dengan faktor keturunan.
-
Jenis kelamin dan ras – pria dan individu keturunan Afrika-Amerika cenderung memiliki risiko lebih tinggi.
2. Faktor yang Bisa Diubah
-
Kelebihan berat badan: obesitas meningkatkan tekanan pada pembuluh darah.
-
Konsumsi garam berlebih: sodium menyebabkan tubuh menahan cairan, meningkatkan tekanan darah.
-
Kurang aktivitas fisik: jantung yang jarang dilatih akan bekerja lebih berat.
-
Kekurangan kalium: kalium membantu menyeimbangkan efek sodium.
-
Konsumsi alkohol dan stres: keduanya memicu lonjakan tekanan darah secara signifikan.
Cara Mengontrol Tekanan Darah dengan Gaya Hidup
Dr. Townsend menegaskan, gaya hidup sehat adalah “obat” pertama sebelum obat medis. Berikut anjuran yang bisa kamu lakukan:
-
Perbanyak gerak: olahraga ringan 30–45 menit setiap hari seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga.
-
Kurangi garam: batasi asupan sodium maksimal 1.500 mg per hari (sekitar satu sendok teh).
-
Perbanyak makanan tinggi kalium: seperti pisang, alpukat, bayam, dan air kelapa.
-
Hindari rokok dan alkohol: kedua zat ini mempercepat pengerasan pembuluh darah.
-
Tidur cukup & kelola stres: karena stres kronis meningkatkan hormon kortisol yang menaikkan tekanan darah.
Anjuran Pemeriksaan Tekanan Darah
“Jika kamu menunggu gejala muncul, kamu sudah terlambat,” kata Dr. Townsend. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan:
-
Usia 18–39 tahun: minimal 1 kali setiap 6 bulan.
-
Usia 40 tahun ke atas atau memiliki faktor risiko: periksa setiap bulan.
-
Gunakan alat pengukur tekanan darah digital di rumah, dengan posisi duduk santai, punggung bersandar, dan kaki menapak lantai.
Kesimpulan
Tekanan darah tinggi tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan sepenuhnya.
Mulailah dengan kebiasaan sederhana: kurangi garam, perbanyak gerak, periksa tekanan darah rutin, dan jaga berat badan ideal. Tubuhmu bukan mesin yang bisa diganti komponennya — rawatlah sebelum rusak.
Yang Dianjurkan
-
Konsumsi makanan alami dan tinggi kalium.
-
Olahraga teratur dan tidur cukup.
-
Periksa tekanan darah secara rutin di rumah.














